marquee

WELCOME TO MY BLOG, FRIENDS!

Laman

Jumat, 28 November 2014

Limbah Cair

Pencemaran limbah cair

Macam-macam limbah cair
Limbah adalah sisa hasil kegiatan manusia, dan hidup kita nyaris nggak terpisahkan dari apa yang namanya limbah. Salah satu yang hampir kita temui setiap hari adalah limbah cair, yaitu sisa hasil kegiatan yang sudah tidak terpakai lagi dan berbentuk cair.


Karena bentuk cairnya ini lah yang menyebabkan limbah jenis ini sangat mudah menjadi bahan pencemar, seperti pencemaran air (jika limbah cair bercampur ke dalam perairan), pencemaran tanah (jika limbah cair meresap ke tanah dan mencemari air tanah), pencemaran biologis (karena limbah cair dipakai untuk tumbuh kembang mikroorganisme, mengundang lalat pembawa penyakit, dll), juga menimbulkan bau.


gambar dari tribunnews.com

Limbah cair bisa berasal dari berbagai sumber. Macam-macam limbah cair :

Limbah domestik, yaitu limbah yang berasal dari pemukiman penduduk/kampung/kota/perumahan dan tempat tinggal. Seperti air bekas memasak (mengandung sisa bahan makanan), bekas mencuci (mengandung sisa detergen) dan air dari kamar mandi dan kakus (kalau yang ini nggak usah ditanya mengandung apa saja :p ).

Limbah komersial, yaitu limbah yang berasal dari lingkungan perdagangan dan kegiatan komersial lainnya, misalnya limbah air tahu dari para pedagang tahu, limbah sisa kuah dari para pedagang bakso dll.

Limbah industri, yaitu limbah yang berasal dari pabrik-pabrik. Biasanya limbah ini berjumlah besar dan memiliki unit pengolahan tersendiri di masing-masing pabrik (untuk pabrik besar). Misal limbah cair dari pabrik minuman, limbah sisa cairan pewarna dari pabrik tekstil dll.

Indikasi pencemaran limbah

Apa sih tandanya perairan sudah tercemar limbah cair? Ada beberapa indikasi yang bisa digunakan untuk mengetahui mengenai pencemaran ini.

PH terlalu rendah atau tinggi
PH adalah derajat keasaman suatu zat, yang memiliki rentang 1 – 14. PH 1 – 6 bisa dikatakan asam, dan PH 8 – 14 bisa dikatakan basa. PH 7 adalah PH netral, bukan asam maupun basa. Secara normal air memiliki PH netral, atau berada di sekitar 7. Akan tetapi pencemaran dari limbah cair dapat menurunkan atau menaikkan PH sehingga membuat perairan menjadi “tidak netral”.

Air yang terlalu asam atau  bisa berpengaruh pada kehidupan di dalam air, seperti ikan dan tanaman-tanaman akuatik. Terutama, apabila air teralu asam (PH nya sangat rendah), dapat mengkorosi logam, misal logam pipa. Terutama jika debit air di perairan tersebut kecil.

Warna, bau dan rasa berubah
Limbah cair yang mengandung padatan tersuspensi akan mengubah warna dari perairan, biasanya berubah menjadi keruh, bahkan hitam. Dalam beberapa kasus, limbah cair dari industri cat/tekstil bisa mengubah warna perairan menjadi warna-warni karena mengandung aneka komponen pewarna sintesis yang tidak terolah dengan baik.

Apabila limbah cair mengandung banyak bahan organik, maka akan menjadi tempat tumbuh subur mikroba. Mikroba yang menguraikan bahan-bahan organik tersebut akan menimbulkan bau tidak sedap, terlebih apabila kekurangan oksigen. Aktivitas mikroba anaerobik akan jauh memberikan bau yang tidak enak di periran tersebut.

Aktivitas mikroba terus-menerus bisa mengubah zat organik menjadi bahan yang mudah menguap, dan merubahan rasa dari perairan tersebut.

Endapan dan koloid
Jika di dalam limbah ada komponen padat yang tidak terlarut sempurna, dapat menyebabkan suatu endapan. Atau merubah air limbah menjadi koloid, yang tidak bisa diuraikan secara biokimia. Biasanya merubah perairan menjadi keruh, dan mengandung endapan di bawahnya.

Dasar-dasar pengolahan limbah

Pengolahan limbah perlu dilakukan sebelum dibuang ke perairan, agar mengurangi pencemaran dan mencegah kerusakan lingkungan.

Pengolahan primer
Pengolahan primer adalam pemisahan komponen limbah secara fisik. Apabila limbah memiliki komponen “besar” seperti padatan kasar, kerikil dan sampah-sampah kecil yang bisa disaring dan dipisahkan secara langsung. Biasanya menggunakan filter/saringan, atau screen/ayakan. Ada berbagai macam alat yang bisa digunakan untuk melakukan pemisahan fisik ini. Bagian limbah yang lolos dari pemisahan fisik ini adalah bagian limbah yang mengadung padatan terlarut, koloid atau zat-zat “kecil” tidak tersaring lainnya.

Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder digunakan untuk mengurangi kandungan bahan organik dan total padatan terlarut. Biasanya pada tahap ini dilakukan pula penetralan (jika PH terlalu asam dinetralkan menggunakan soda kaustik dan soda abu, jika PH terlalu basa dinetralkan menggunakan asam sulfat). Untuk padatan yang susah mengendap, biasanya dilakukan flokulasi. Juga koagulasi (menggumpalkan bahan terlarut agar bisa dipisahkan), misalnya dengan menggunakan Feri Klorida, atau tawas.

Untuk mengurangi bahan-bahan tertentu seperti bahan organik dan bahan beracun, bisa juga dilakukan fitoremediasi, yaitu memanfaatkan tumbuh-tumbuhan. Bisa berupa tumbuhan air, atau tumbuhan darat yang memiliki akar yang mampu menyerap zat-zat tertentu. Bisa juga dilakukan pengolahan aerobik atau anaerobik dengan memanfaatkan mikroorganisme yang bisa membantu menguraikan bahan-bahan organik di dalam limbah. Beberapa instrumen khusus seperti tricking filter dan cakram biologi juga kerap dipakai dalam pengolahan limbah skala besar

Pengolahan tertier
Dilakukan saat limbah hendak dimanfaatkan kembali menjadi air untuk kehidupan sehari-hari, misal, limbah industri yang akan dipakai untuk keperluan kamar mandi di lingkungan pabrik. Pengolahan ini mengombinasikan pengolahan secara fisik (primer), pengolahan kimia (yang menggunakan bahan-bahan kimia tertentu) dan pengolahan biologi (yang menggunakan mikroba atau tumbuhan), agar limbah benar-benar bersih dari zat-zat padat terlarut, racun, mikroba dan zat organik dan aman untuk dipakai kembali.

Dewasa ini, terutama di perkotaan, lingkungan mulai rusak akibat kesewenangan manusia membuang limbah-limbah mereka, seolah mereka menyerahkan pengolahan limbah 100% kepada alam, padahal alam pun punya kapasitasnya sendiri. Padahal, kita pun bisa mengolah limbah agar menjadi jauh lebih baik, dan bisa mengurangi pencemaran lingkungan.


Kalian sebagai pelajar, guru, pekerja, pembaca, belajarlah untuk bersahabat dengan lingkungan, dan tidak lagi membebankan limbah-limbah dan sampah secara berlebih kepada alam yang telah memberi kita banyak hal yang kita perlukan. Agar generasi setelah kita masih bisa menikmati lingkungan yang bersih dan sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar