Apa itu Anemia Sel Sabit ( Anemia Sickle Cell ) ?
Apa kalian
pernah mendengar istilah anemia? Atau bahasa lainnya –kurang darah. Itu adalah
penyakit yang akrab dengan masyarakat. Mungkin kita pun pernah mengalaminya,
dan obat kurang darah pun diproduksi dan dijual bebas di mana-mana. Tapi apakah
kalian tahu, bahwa ada penyakit “anemia” yang lebih seram daripada sekedar
anemia biasa yang kita alami?
Namanya Anemia
Sel Sabit. Untuk kalian yang pernah belajar biologi mengenai penyakit genetika
pasti akrab dengan nama anemia yang satu ini :)
Anemia sel sabit
adalah salah satu tipe “anemia”. Akan tetapi, ini adalah jenis penyakit genetik,
diturunkan dari orang tua ke anak, dan juga bawaan lahir (hiks...). Ini adalah
jenis penyakit serius dimana tubuh membuat sel
darah merah berbentuk abnormal. Abnormalnya seperti apa sih?
Coba bandingkan
dengan sel darah normal deh. Sel darah merah normal akan terlihat seperti donat
tanpa lubang di bagian tengah. Sel darah merah jenis ini akan mengalir dengan
mudah melewati pembuluh, dan juga mengandung protein kaya zat besi yang disebut
hemoglobin. hemoglobin ini membawa oksigen dari paru-paru menuju ke seluruh
tubuh.
Sedangkan sel
yang abnormal ini bentuknya melengkung seperti bulan sabit. Dan juga mengandung
hemoglobin abnormal yang disebut “hemoglobin sickle”. Sel yang berbentuk sabit
bisa menghalangi darah mengalir ke bagian-bagian tertentu seperti kaki, dan
organ-organ.
Kenapa anemia
sel sabit disebut penyakit yang serius? Coba lihat...
Sel darah merah
normal memiliki umur, yaitu sekitar 120 hari. Setelah itu sel akan mati.
Jaringan sumsum tulang akan membuat sel darah baru untuk menggantikan sel darah
yang telah mati. Akan tetapi sel sabit umurnya hanya sekitar 10 sampai 20 hari.
Selain itu sel sabit sangat rapuh sehingga sering hancur saat melewati pembuluh
darah-pembuluh darah sempit. Hal ini membuat jumlah sel sabit terus menurun,
sementara jaringan sumsum tulang tidak bisa membuat sel baru dengan cepat. Bayangkan
kita hidup beberapa hari tanpa sel darah merah?
Ciri-ciri Anemia sel sabit/Anemia Sickle cell
Seorang anak
lahir dengan penyakit ini apabila kedua orang tua nya juga menderita penyakit
yang sama. Artinya, anemia sel sabit adalah penyakit genetik “resesif”. Gejala
yang umum terjadi adalah lemah, lesu, pucat, tidak bersemangan (dan ciri-ciri
anemia yang lain), ditambah nyeri lambung, nyeri tulang dan mual-mual. Juga ada
rasa sakit di bagian-bagian tubuh tertentu seperti tungkai kaki.
Jika dilihat di
bawah mikroskop, sel darah penderita akan berbentuk melengkung seperti bulan
sabit. penderita juga sangat rentan terhadap infeksi dan sejumlah komplikasi
lain seperti stroke.
Mutasi genetik Anemia sel sabit/Anemia Sickle cell
Anemia sel sabit
dipercaya merupakan penyakit yang terjadi akibat mutasi pada kromosom nomor 11.
Mutasi terjadi pada rantai beta globin dari hemoglobin. Tubuh yang seharusnya
menghasilkan asam amino As.Glutamat malah menjadi keliru memproduksi asam amino
Valin. Kalian yang banyak belajar mengenai genetika pasti sudah akrab dengan
istilah mutasi yang menyebabkan kekeliruan produksi asam amino. Gara-gara tubuh
keliru memproduksi asam amino, sel darah merah menjadi tidak elastis, lalu
berubah bentuk dan tidak bisa menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya.
Karena penyakit
ini termasuk genetik “resesif”, sehingga penyakit ini cukup jarang ditemukan.
Penderita anemia sel sabit jarang yang berumur panjang seperti orang yang
ber-sel darah merah normal. Walau pada beberapa kasus, memang ada beberapa
penderita yang bisa hidup dengan umur relatif lama.
Pengobatan Anemia sel sabit/anemia sickle cell
Sayangnya,
sebagai salah satu penyakit keturunan, anemia sel sabit tidak bisa diobati,
kecuali dengan pencangkokan sumsum tulang belakang yang beresiko sangat tinggi.
Salah satu upaya
yang bisa dilakukan untuk pengidap anemia sel sabit adalah dengan memberi
transfusi darah secara terus menerus (untuk penderita yang benar-benar krisis
sel darah merah). Pasokan darah ini harus terus diberikan sampai jumlah yang
cukup.
Beberapa
penderita yang masih bisa bertahan hidup tanpa transfusi darah, biasanya diberi
obat pengurang rasa sakit untuk mengurasi rasa sakit yang biasanya muncul. Dan
karena penderita biasanya lebih rentan terhadap infeksi, biasanya penderita
juga sering diberi antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi-infeksi (misal
infeksi pneumonia).
Yang terbaru di
dunia kedokteran adalah terapi gen (menanamkan sel normal ke dalam sel
prekursor ). Hal ini memungkinkan penderita bisa pulih permanen. Akan tetapi
terapi gen ini masih diteliti lebih lanjut oleh para ahli.
Zat hidroksiurea
dipercaya bisa memasuk hemoglobin dan menurunkan jumlah sel sabit dalam darah,
dan biasanya dipakai dalam terapi untuk penderita yang masih bayi.
Maka,
kawan-kawan, bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Esa, kalian masih bisa hidup
dengan darah-darah normal mengalir di tubuh kalian, membawa oksigen untuk
kalian, dan memberi makan sel-sel tubuh kalian tanpa rewel. Bayangkan, di luar
sana ada sebagian kecil orang-orang, bahkan anak-anak yang berjuang hidup
dengan membawa sel sabit dalam tubuh mereka. Mereka kesakitan dan harus
menjalani macam-macam terapi. Bersyukurlah kalian bisa membaca artikel ini
dengan tenang, dan tersenyumlah. Karena tidak ada nikmat Tuhan yang bisa kalian
dustakan, walau hanya berwujud kecil. Sekecil sebuah sel darah merah...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar