marquee

WELCOME TO MY BLOG, FRIENDS!

Laman

Jumat, 28 November 2014

Alat reproduksi wanita

Bagian-bagian alat reproduksi wanita :
Alat reproduksi wanita terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam dan bagian luar.
1. Alat Reproduksi Luar :
Vulva,yaitu suatu celah paling luar dari alat kelamin wanita. Dapat di bagi menjadi 2, yaitu :
Labium mayor : Sepasang bibir besar yang terletak dibagian luas dan membatasi vulva. Di depan lambium mayor terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris. Pada klitoris terdapat jaringan erektil sehingga dapat berereksi saat menerima rangsangan.
Labium minor  : Sepasang bibir kecil yang terletak di bagian dalam dan membatasi vulva. Ke dalam vulva bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (uretra) dan saluran kelamin atau vagina, yang merupakan saluran akhir dari saluran kelamin. Sebagian saluran vagina memiliki lipatan kulit penutup yang disebut juga Himen atau selaput dara. Selaput ini akan rusak saat terjadi hubungan badan atau kecelakaan.
2. Alat Reproduksi Dalam :
Alat reproduksi dalam berada di dalam tubuh wanita dan secara umum terdiri dari ovarium (indung telur), saluran kelamin dan vagina (liang peranakan).
Ovarium          : Umumnya ovarium berjumlah sepasang. Bentuknya seperti telur, terdapat di dalam rongga badan, di daerah pinggang dan disebelah kiri dan kanan tulang kemudi. Di dalam ovarium terdapat kelenjar buntu penghasil hormon dan sel tubuh yang bertugas membentuk sel telur atau ovum.Ovarium  terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel. Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium secara bergantian. Ovarium juga memiliki peran penting yaitu  membentuk hormon-hormon wanita.
Hormon-hormon yang diproduksi adalah sbb :
Estrogen : berfungsi untuk mempertahanakan sifat sekunder pada wanita serta juga membantu dalam proses pematangan sel ovum.
Progesterone : berfungsi dalam memelihara masa kehamilan.
Fimbriae          : Serabut/ silia lembut yang terdapat di bagian pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct. Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang dikeluarkan oleh ovarium.
Infundibulum  :  Bagian ujung oviduct yang berbentuk corong/ membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae
Tuba fallopi     : saluran memanjang setelah infundibulum yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus dengan bantuan silia pada dindingnya.
Oviduct            : Saluran telur berjumlah sepasang, yaitu kanan dan kiri. Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju uterus denga bantuana silia pada dindingnya.
Uterus  : Organ yang berongga dan berotot. Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil. Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya untuk satu janin.Uterus mempunyai 2 macam lapisan dinding yaitu :
Perimetrium :  lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai pelindung uterus..
Endometrium   :  lapisan terdalam yang kaya akan sel darah merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.





Peristiwa penting terkait reproduksi wanita
Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n = mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah berulang kali secara mitosis, membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum. Pada saat bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas.
Selama pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi, hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya tinggal sekitar 200.000 buah. Memasuki usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder (berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang berkembang menjadi ovum. Selama perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam folikel, yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian berkembang menjadi folikel sekunder.
Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf (folikel yang telah matang)   Setelah ovulasi atau lepasnya oosit sekunder folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum mengalami degenersi membentuk korpus albikan
Siklus Menstruasi
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh, darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik, jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal dengan satu siklus menstruasi.

Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
Fase Menstruasi
Terjadi bila ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari. Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
Fase pra-ovulasi atau fase poliferasi
Hormon pembebas gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan sperma.
Fase Ovulasi
Jika siklus menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14. Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
Fase pasca ovulasi atau fase sekresi
Berlangsung selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.Folikel de Graaf (folikel matang) yang telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum.
Korpus luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio jika terjadi pembuahan atau kehamilan.
Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.



Hal-hal penting terkait siklus menstruasi :
Keteraturan siklus haid
Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus menstruasi seseorang adalah teratur. Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari hasil penyelidikan terhadap 4 ribu wanita ternyata hanya 3% yang memiliki siklus menstruasi yang teratur, bahkan ini merupakan suatu kekecualian yang jarang terjadi. Pada umumnya wanita mengalami siklus menstrasi yang kurang teratur; dari siklus yang satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka waktu yang normal berkisar antara 20 hari hingga 36 hari, atau rata-rata 28 hari. Namun hanya sekitar 30% wanita yang mempunyai siklus dengan kisaran satu atau dua hari dari statistik rata-rata 28 hari. Ini adalah hal yang wajar bagi remaja putri. Siklus akan mulai teratur pada usia 20 an.
Cairan yang keluar dari vagina
Semua wanita mengalami pengeluaran cairan dari vagina selain darah haid. Cairan tersebut membantu membasahi, membersihkan dan melindungi vagina dari bacteri-bacteri tertentu. Pengeluaran cairan ini bersifat normal; jumlahnya relatif sedikit tetapi dapat membuat noda pada celana dalam.
Jenis cairan yang keluar ada yang jernih, ada yang  keruh kental berwarna kekuning-kuningan. Cairan yang jernih, mulur seperti putih telur disekresikan oleh kelenjar yang terdapat pada cervix selama 3-5 hari menjelang ovulasi karena pengaruh hormon estrogen. Di saat lain vagina juga mengeluarkan cairan pekat, keruh berwarna kekuningan serta mempunyai bau yang khas. Dinding vagina mempunyai sifat yang sama seperti kulit lainnya yaitu sel-selnya selalu membelah, sel-sel yang telah tua dan mati akan terlepas. Hal ini akan menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan keruh kental/pekat berwarna kekuning-kuningan karena mengandung sel-sel mati, bacteri dan lendir.
Di dalam vagina terdapat beberapa jenis bacteri, pada pada orang sehat; 95% diantaranya merupakan bacteri menguntungkan dan 5% diantaranya merupakan bacteri patogen. Bacteri menguntungkan tersebut terutama dari genus Lactobacillus yaitu Lactobacillus doderleindan, Lactobacillus acidophylus yang menghasilkan asam laktat dan membantu mempertahankan lingkungan asam dalam vagina, beberapa jenis lainnya menghasilkan hidrogenperoksida dan antibiotik. Suasana asam dalam vagina ini merupakan pertahanan alami terhadap kemungkinan infeksi. campuran zat yang dihasilkan bacteri dan sekresi dinding vagina mengasilkan aroma khas vagina.
Bila cairan yang keluar dari vagina mempunyai sifat; berwarna lain (putih seperti susu, kuning kehijauan, merah coklat), berbau busuk, jumlahnya relatif banyak, disertai keluhan gatal, panas, nyeri dsb. Hal ini merupakan tanda adanya gangguan kesehatan.
 Sindrom pramenstruasi
Sindrom yang terjadi sebelum hari ke empat belas hingga hari kedua sebelum mestruasi, akibat ketidak teraturan hormon yang ada dalam tubuh wanita. Gejalanya adalah :
Merasa sedih yang tak beralasan, Mudah tersinggung, Gampang marah, Nafsu makan berlebihan, Mengidam jenis makanan tertentu, Kenaikan berat badan, Terjadi pembesaran bagian tubuh terutama daerah tertentu (karena tubuh menahan cairan), Pegal, Nyeri otot terutama daerah pinggang, Payudara membesar dan nyeri tekan, Timbul jerawat, Air seni berkurang, Pusing, Mual , Kontrol emosi rendah, Reaksi emosi yang tidak logis, Lesu, Depresi, Rasa kurang percaya diri, Perasaan tidak berharga. 



Penyakit pada sistem reproduksi wanita :
1. Keputihan
Keputihan adalah suatu penyakit kelamin pada wanita, berupa cairan yang tidak sewajarnya, dan menyebabkan rasa gatal pada beberapa wanita. Hampir semua wanita pernah mengalami penyakit keputihan, baik wanita dewasa, usia lanjut bahkan kanak-kanak.

Jenis Keputihan:
Keputihan normal, keputihan ini biasa terjadi pada hamper semua wanita, dan biasanya akan sembuh sendiri tanpa perlu obat keputihan.
Keputihan tidak normal, terjadi karena adanya faktor penyakit seperti karena virus atau kuman dan juga karena beberapa penyebab.

Penyebab keputihan pada wanita:
Jamur. penyebab keputihan karena jamur dari jenis candida albicans, bisa terjadi karena penggunaan pil KB, steroid, diabetes, kegemukan, kehamilan dan juga karena daya tahan tubuh yang kurang. Keputihan karena jamur biasanya berwarna putih kekuningan dan berbau tidak sedap.

Bakteri, penyebab keputihan karena adanya bakteri gardnerella, bisa terjadi karena kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi spiral (iud) dan juga karena berganti-ganti pasangan. Keputihan karena bakteri biasanya berwarna putih keabuan, berbau amis dan encer.

Virus, penyebab keputihan karena virus biasanya karena adanya penyakit yang diderita wanita, misalnya penyakit HIV/AIDS, herpes, condyloma dan lainnya. Keputihan karena virus ini bisa memicu munculnya penyakit kanker rahim. Untuk keputihan karena virus herpes diakibatkan karena hubungan seksual, dengan gejala melepuh di sekitar vagina dan terasa panas. Sedangkan untuk virus karena condyloma biasanya menyerang ibu hamil, berakibat keluarnya cairan keputihan yang berbau tidak sedap serta timbulnya kutil di beberapa bagian tubuh.

Parasit, penyebab keputihan yang ini karena parasit trichomonas vaginalis, bisa menular karena hubungan seksual, tukaran akaian dalam, tukaran perlengkapan mandi dan bisa juga karena kloset duduk yang terkontaminasi parasit. Keputihan karena parasit biasanya berwarna kuning kehijauan, berbusa, kental dan berbau tidak sedap.

Tumor atau Kanker Kandungan, penyebab keputihan bisa timbul karena adanya tumor atau kanker kandungan. Biasanya keluar cairan berwarna putih, berbau busuk. Dan kadang disertai dengan adanya bercak darah, gangguan siklus haid, sering demam, rasa tidak nyaman di perut bagian bawah, badan lesu, pucat, lemas dan tidak terasa bugar. Segera periksakan sesegera mungkin ke dokter untuk mengetahui kepastian keputihan karena tumor atau kanker kandungan ini.

Adanya Benda Asing di Vagina. Penyebab keputihan berikutnya adalah karena adanya benda asing di dalam vagina. Bisa berupa kapas dan sisa pembalut yang tidak sengaja masuk ke dalam vagina. Pada anak-anak perempuan, bisa juga karena bermain sesuatu benda yang kecil misalnya biji-bijan, kancing baju dan lainnya serta tidak sengaja masuk ke dalam vagina.
Akibat Sering Membersihkan Vagina. Karena terlalu sering memberihkan vagina bisa menjadi penyebab terjadinya keputihan. Membersihkan kewanitaan dengan antiseptic tidak selalu berakibat baik, karena kemungkinan kuman baik yang membantu terbentuknya asam di saluran vagina ikut terbunuh. Sifat asam dalam vagina berguna untuk mengusir bibit penyakit.

Karena Usia, usia lanjut bisa menjadi penyebab keputihan karena menipisnya lapisan dan selaput lenidr vagina. Keputihan karena usia lanjut kadang disertai dengan keluarnya darah. Hal ini juga bisa terjadi pada masa sebelum pubertas, pada wanita yang memasuki masa menopause dan juga pengidap kencing manis.

Itu adalah beberapa diantaranya penyebab keputihan yang perlu kita ketahui untuk tindakan selanjutnya. Dan sebaiknya segera cari obat keputihan.

2. Kista
Kista ovarium adalah kantung kecil berisi cairan yang berkembang dalam ovarium (indung telur) wanita. Kebanyakan kista tidak berbahaya. Namun, beberapa dapat menimbulkan masalah, mulai dari nyeri haid, kista pecah, perdarahan, hingga penyakit serius, seperti: terlilitnya batang ovarium, gangguan kehamilan, infertilitas hingga kanker endometrium.

Selain pada ovarium kista juga dapat tumbuh di vagina dan di daerah vulva (bagian luar alat kelamin perempuan). Kista yang tumbuh di daerah vagina, antara lain inklusi, duktus gartner, endometriosis, dan adenosis. Sedangkan kista yang tumbuh di daerah vulva, antara lain pada kelenjar bartholini, kelenjar sebasea serta inklusi epidermal

Penyebab terjadinya kista ovarium pada wanita biasanya diakibatkan oleh peningkatan hormon estrogen. Wanita punya hormon estrogen dan progesteron. Waktu menjelang menopause, keduanya menurun secara kuantitas. Tapi jumlah progesteron menurun lebih drastis daripada estrogen, jadi seolah-olah estrogen naek padahal ngga. Akibatnya mempengaruhi ke beberapa organ, salah satunya ovarium(indung telur). Di sana ia merangsang pertumbuhan di luar normal sehingga terbentuklah kista. Intinya penyebab kista itu salah satunya ketidakseimbangan hormon

3. Myom
Myom adalah bungkus otot rahim yang berubah menjadi tumor jinak. Istilah mudahnya, daging tumbuh di rahim.

Gejala-gejala myom:
1. Nyeri perut atau pinggul.
2. Perut terasa penuh dan kadang membesar seperti wanita hamil.
3. Nyeri saat bersenggama.
4. Gejala anemia karena kehilangan darah haid.
5. Sering berkemih karena miom menekan kandung kemih.
6. Tekanan pada panggul.
7. Gangguan haid seperti tidak teratur, nyeri, dna pendarahan tidak normal (lebih banyak atau lebih lama).
Gejala tersebut dapat dirasakan apabila kondisi myom sudah membesar.

Sebagian besar miom tumbuh di dalam dinding rahim ada juga yang tumbuh di saluran leher rahim. myom yang tumbuh disaluran leher rahim biasanya penderita sulit mendapatkan kehamilan karena menghambat masuknya sperma ke rahim. Bila myom tumbuhnya di dinding rahim dan bisa terjadi kehamilan dan akan terjadi ancaman keguguran sebab miom yang membesar akan mendorong embrio sehingga tidak bisa menempel dengan baik di dinding rahim
4. Kanker Serviks
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).

Bahaya penyakit kanker serviks:
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia.

Kutipan dari Yayasan Kanker Indonesia:
1. Menurut Yayasan Kanker Indonesia, saat ini penyakit Kanker Leher Rahim menyebabkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita per tahun
2. Sebanyak 52 juta dari sekitan 112 juta perempuan Indonesia beresiko terkena kanker rahim (cervix) apalagi keputihan karena berbagai alasan.

Penyebab kanker serviks:
1. kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
2. selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.

Cara penularan kanker serviks:
Penularan virus melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.

Gejala kanker serviks:
Pada awalnya penyakit ini tidak bisa diamati dan dirasakan penderita sekali pun, jadi penderita pada gejala awal ini merasa merasa aman-aman saja karena memang tidak ada gejala apa-apa.

Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
1. munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
2. keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
3. perdarahan di luar siklus menstruasi.
4. penurunan berat badan drastis.
5. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
6. juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.

Lama masa pertumbuhan kanker serviks:
Masa pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan berbagai langkah untuk mengatasinya.


Infeksi menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel abnormal yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu antara 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, sesi pra-kanker hingga positif menjadi kanker serviks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar