Yang namanya “Siswa jurusan Kimia” pasti akrab banget sama
yang namanya Gravimetri. Pada post kali ini saya akan share tentang analisa
Barium metode Gravimetri, salah satu analisa yang lumayan menguji kesabaran dan
ketahanan di dalam lab (menurut saya). Analisa Barium (Ba) dalam BaCl2 metode
gravimetri pengendapan adalah salah satu materi ujian praktek terakhir di SMK
saya, jadi inget banget buat ngepost. Jangan lupa tinggalkan jejak yah!
Apa itu Gravimetri?
Gravimetri adalah salah satu
metode analisa kimia berdasarkan pada penimbangan. Zat yang ditimbang bisa
berupa zat sisa, gas atau endapan. Hasil penimbangan ini lah yang nantinya
digunakan untuk kalkulasi analisa.
Analisa logam Barium dalam Barium
Klorida (BaCl2), menggunakan metode gravimetri pengendapan, yaitu mengendapkan
unsur barium dengan menambahkan larutan pengendap yang sesuai. Secara garis
besar, metode gravimetri dilakukan berdasarkan urutan sbb :
·
Melarutkan endapan
·
Membentuk endapan
·
Mengendalikan kondisi pH dan suhu
·
Membentuk kristal endapan
·
Menyaring endapan
·
Mencuci endapan
·
Memanaskan atau memijarkan endapan
·
Mendinginkan endapan
·
Menimbang endapan
Endapan yang terbentuk harus memenuhi syarat, antara lain :
·
Harus mencapai kesempurnaan endapan
·
Endapan bebas pengotor atau kontaminan
·
Kristal yang terbentuk mudah disaring
Dalam analisa gravimetri, BaCl2 dilarutkan di dalam aquadest
untuk mendapatkan analat yang kita perlukan, yaitu Barium.
Pengendapan dan
penyaringan dilakukan dalam pH terbaik yaitu pH 5,7. pH ini dapat diperoleh
dengan menambahkan sejumlah asam asetat (CH3COOH) dan buffer ammonium asetat.
Langkah pertama, sampel dilarutkan sehingga terurai menjadi
analat yang kita perlukan, mengikuti reaksi : BaCl2 => Ba2+ + 2Cl-
Ba2+ yang terbentuk akan bereaksi dengan pengendap K2CrO4
membentuk suatu endapan kuning, mengikuti reaksi :
Ba2+ + CrO42- => BaCrO4 (kuning)
Endapan yang terbentuk didiamkan hingga turun, dan di
digesti sehingga memberi kesempatan bagi kristal yang belum sempurna untuk
menjadi sempurna. Semua endapan yang telah terbentuk disaring dan dicuci dengan
air panas.
Air panas adalah larutan pencuci yang baik karena tidak
melarutkan analat. Endapan dicuci hingga bebas ion kromat, ditandai dengan
tetesan cucian terakhir yang tidak bereaksi dengan AgNO3 membentuk endapan
merah kecokelatan. Mengikuti reaksi :
AgNO3 + CrO42- => Ag2CrO4
(merah)
Bobot endapan yang diperoleh dimasukkan ke dalam suatu
kalkulasi untuk mendapatkan % Barium.
Alat dan Bahan
1.
Neraca analitik (1 buah)
2.
Botol timbang (1 buah)
3.
Spatula (1 buah)
4.
Kertas saring bulat, lipat membentuk corong
untuk filtrasi (1 buah)
5.
Cawan Porselen (1 buah)
6.
Corong kaca (1 buah)
7.
Statif, klem dan ring (1 buah)
8.
Oven (1 buah)
9.
Desikator (1 buah)
10.
Gelas beaker 500 ml (1 buah)
11.
Gelas beaker 50 ml (1 buah)
12.
Gelas beaker 100 ml (1 buah)
13.
Gelas arloji besar (1 buah)
14.
Batang pengaduk (1 buah)
15.
Hot plate dan kasa (1 buah)
16.
Pipet tetes (2 buah)
17.
Pipet volum 10 ml (1 buah)
18.
Pipet ukur 10 ml (2 buah)
19.
Gelas ukur 50 ml (1 buah)
20.
Enlemeyer 250 ml (1 buah)
21.
Rubber bulb
22.
Tabung reaksi (1 buah)
23.
Aquadest
24.
Sampel BaCl2
25.
Larutan K2CrO4
26.
Larutan AgNO3
27.
Larutan asam asetat 6 M
28.
Larutan ammonium asetat 3 M
Prosedur Kerja
1.
Mencari bobot konstan kertas saring
-
Oven kertas saring yang telah ilipat membentuk
corong, dalam suhu 105 derajat C selama 1 jam. Gunakan cawan porselen sebagai
landasan saat mengoven.
-
Masukkan ke dalam desikator selama 30 menit
-
Timbang dan catat sebagai W1
-
Masukkan ke dalam oven dalam suhu 105 derajat
celcius selama 30 menit.
-
Masukkan ke dalam desikator selama 15 menit.
-
Timbang dan catat sebagai W2
-
Kertas saring sudah bisa dikatakan telah
mencapai bobot konstant apabila selisih antara W1 dan W2 tidak melebihi 0,002
gram.
-
Apabila masih melebihi angka tersebut, ulangi
langkah mengoven, men-desikator dan menimbang kertas saring.
-
Apabila selisih tidak melebihi angka tersebut,
ambil rata-rata antara w1 dan w2, dan catat sebagai “Berat konstant kertas
saring”.
2.
Menyiapkan sampel dan digesti
-
Timbang 0,3 gram kristal BaCl2 dengan toleransi
0,002 gram. Catat!
-
Pindah ke dalam beaker glass 500 ml. Larutkan
dalam aquadest. Bilas botol timbang dengan aquadest untuk memastikan semua
kristal terpindahkan.
-
Tambahkan aquadest terus hingga mencapai volume
200 ml (gunakan skala yang ada dalam beaker).
-
Tambahkan 1 ml asam asetat 6 M dan 10 ammonium
asetat 3 M ke dalam larutan BaCl2.
-
Panaskan larutan tersebut dengan hot plate
sampai mendidih. Tutup dengan gelas arloji dan sangga gelas arloji dengan
batang pengaduk.
3.
Mengendapkan
-
Ambil 20 ml larutan K2CrO4, tempatkan dalam beaker
terpisah.
-
Panaskan
-
Setelah larutan BaCl2 mendidih, bilas uap yang
ada di permukaan gelas arloji dengan aquadest, lalu siapkan larutan K2CrO4
panas.
-
teteskan larutan K2CrO4 perlahan-pahan
menggunakan pipet drop, sambil terus diaduk dengan batang pengadung (lakukan
dalam keadaan panas-panas). Teteskan hingga K2CrO4 habis.
-
Setelah larutan berwarna kuning keruh, panaskan
lagi di atas hot plate hingga mendidih.
-
Setelah mendidih, biarkan terus hingga 5 menit
(hot plate masih menyala).
-
Turunkan dari hot plate.
-
Beri beberapa tetes K2CrO4 lagi. Bila masih
membentuk endapan, ulangi proses pendidihan, dan cek lagi dengan beberapa tetes
K2CrO4. Bila sudah tidak membentuk endapan apa-apa, dinginkan larutan.
-
Ambil 100 ml aquadest, tempatkan ke dalam gelas
beaker 100 ml terpisah.
-
Panaskan di atas hot plate sampai mendidih
-
Simpan.
4.
Menyaring endapan
-
Siapkan statif, klem dan ring untuk filtrasi
-
Pasang corong kaca dan letakkan kertas saring
yang telah diketahui berat konstantnya. Basahi sedikit dengan aquadest
agar melekat.
-
Saring endapan BaCl2 yang telah terbentuk. Tuang
perlahan dengan bantuan batang pengaduk sampai memenuhi 2/3 tinggi kertas
saring, biarkan filtrat turun terlebih dahulu, kemudian tuang lagi. Ulangi
hingga larutan BaCl2 habis.
-
Siapkan 100 ml aquadest yang tadi telah
dididihkan, tetes-teteskan perlahan ke bagian atas kertas saring untuk mencuci
endapan. Usahakan aquadest yang digunakan untuk mencuci tetap panas.
5.
Check ion kromat
-
Setelah pencucian, ambil tetes-tetes terakhir
dari aquadest panas yang menetes di ujung bawah corong. Tampung dalam tabung
reaksi sampai kira-kira mencapai 1 ml.
-
Tambahkan 2-3 tetes larutan AgNO3.
-
Bila membentuk warna merah kecoklatan, cuci
endapan dengan aquadest panas lagi
-
Bila sudah tidak membentuk warna apa-apa, ambil
kertas saring dan endapannya dengan pinset.
6.
Penimbangan
-
Oven kertas saring dan endapannya selama 45
menit dalam suhu 120-180 derajat celcius
-
Masukkan ke dalam desikatorselama 30 menit.
-
Timbang
-
Ulangi proses di atas hingga diperoleh bobot
konstant, catat sebagai bobot konstant kertas saring + endapan
7.
Kalkulasi
Dari percobaan di atas kita telah memperoleh data sbb :
-
Bobot sampel (bobot BaCl2 yang diperoleh pada
saat penimbangan)
-
Bobot konstant kertas saring
-
Bobot konstant kertas saring + endapan
Kalkulasikan dengan rumus sbb :
Ar Barium = 137
Mr Barium Kromat = 253
Curhat dikit ah,,,jadi dulu zaman aku SMK semester 3 dan 4,
gravimetri itu masuk pelajaran VGA (Volumetri Gravimetry Analysis)..dan itu
adalah pelajaran yang membuatku langganan remidi. Post ini kubuat H-3 ujian
praktek terakhir (semester 8), dan aku benar-benar berdoa semoga kali ini aku
nggak remidi T_T
Aku sadar bukan cuma aku aja yang jadi remidiator VGA, jadi
aku post ini buat belajar adik-adik kelas dan adik-adik sekalian. Jangan malas
seperti aku untuk belajar. Aku baru tahu kalau endapan Barium dicuci dengan air panas itu dulu pas semester 6, menjelang
ujian pula! Dan aku benar-benar belajar analisa ini di semester 8.
Kimia itu mengasyikkan dan keren.. . jadi, selamat belajar
dan bakar terus semangatmu. Jangan sampai tumbang oleh kemalasan dan berakhir
di kursi eksekusi para remidiator. Apalagi sampai langganan remidi dan gurunya
bilang dengan muka dramatis “Kamu??! Mau remidi lagi??!” T_T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar