14 Agustus 2013.
Hari dimana aku berjumpa dengan tiga makhluk ajaib dari tiga
belahan bumi yang berbeda. Hanya perjumpaan payah yang diinisiasi dengan
lirikan mata canggung seakan berada dalam sebuah akward moment.
Siang itu, saat udara Semarang sedang dua kali lebih panas dari
biasanya, kami duduk di ruang sidang lantai dua kampus Universitas Diponegoro,
Semarang. Hembusan AC sedikit menerbitkan rasa nyaman di kulit. Seorang wanita
muda jelita meletakkan teh botol di meja para hadirin di ruang sidang itu
–termasuk kami. Siang itu, sambil menikmati teh dingin dan mendengarkan satu
kata dua patah kata dari orang penting di universitas itu, aku memperhatikan
mereka bertiga.
Mereka tidak hanya berasal dari tiga belahan bumi yang berbeda.
Tapi mereka nampak berada dalam partisi yang berbeda-beda pula.
Makhluk ajaib yang pertama, punya badan lebih atletis dari guru
olahraga sekolahku. Potongan rambutnya sederhana ala anak SLTA, dan mengenakan
jaket biru laut yang tampak kontras dengan kulitnya yang kecokelatan
terpanggang UV matahari. Sepatunya pink-magenta menyala, menyembul di ujung
celana SMK. Sepasang taring mencuat melewati sudut bibirnya saat ia tersenyum.
Sayang, dia nampak jarang tersenyum, karena kecanggungan lebih banyak
mendominasi jiwanya. Dari iris matanya yang kecokelatan, aku bisa menebak, ada
selaksa optimisme di sana. Namanya "Gal"
Yang kedua, lebih ajaib. Jaket hitam-merah menyala nya terlihat
mencolok mata. Belum lagi celana hitam ketat yang punya reltsuiting rusak dan
sandal hitam terbuka yang seolah menguatkan kesan ‘bukan-anak-sekolah-banget’.
Wajahnya kocak. Bahkan dia bisa menggelitik perutku walau hanya dia memasang
pose sedatar waterpass. Kulitnya hitam, cocok dengan setelan
hitam-merah-hitam-hitam yang ia pakai. Dan matanya...memiliki garis lengkungan
khas yang mengingatkanku pada tokoh Orochimaru di komik legendaris “Naruto”.
Irisnya hitam pekat, dan tenang. Menggambarkan sebuah kecerdasan yang mungkin
tidak disadari oleh siapapun. Namanya "Set"
Yang ketiga –aku tak berani menyimak sosoknya. Dia tampak
berbeda. Berbeda dari Gal dan Set. Berbeda dari siapapun yang pernah kutemui.
Irisnya hitam berkilat, menggambarkan kecerdasan. Seakan telah banyak ilmu
terarsip di sana. Kulitnya putih cerah. Bukan kulit seorang pribumi. Matanya
sipit. Juga bukan mata pribumi. Dia China. Satu-satunya China di antara kami.
Kelak aku akan sadar, chinnesse guy ini adalah orang paling cerdas, paling
bijak dan paling keren yang pernah kutemui. Namanya "Kev"
Butuh waktu untuk mengenyahkan segala kecanggungan, kekikukan,
ketidaknyamanan, dan mencoba untuk membiasakan segalanya. Segera setelah rapat
di ruang sidang itu selesai, kami semua beranjak. Meninggalkan ruang sidang
dengan beberapa botol teh kosong tersisa di sana. Kami pergi, menuju markas
kami masing-masing. Aku di laboratorium biologi. Gal ke laboratorium kimia
mungkin. Kev kefakultas matematika. Dan Set ke ruang fisika.
Markas kami berbeda. Apa yang kami pelajari juga berbeda. Tapi
kami sama. Sama-sama sedang berjuang
membawa satu nama. JAWA TENGAH. Dan 14 Agustus itulah, masa-masa
berat-sekaligus-menyenangkan-ku dimulai...
15 Agustus 2013
Hari yang indah. Sangat indah untuk memulai aktivitas kampus.
Setelah sarapan pagi yang penuh canda, kami bergerak menyebar ke markas
masing-masing. Mengejar target masing-masing. Aku berada di ruang penelitian
genetika. Gal mungkin sedang belajar tentang atom-unsur-molekul dan hal-hal
‘gaib ilmiah lain’ di markasnya. Set mungkin sedang tenggelam dalam ilmu-ilmu
mekanika dan segala ilmu fisik lain di ruanganya. Dan mungkin Kev kini sedang
memeras otak untuk menyelesaikan soal logika matematika non-teknologi bagianya.
Kami sibuk. Kami sedang berjuang. Menguasai segala yang bisa kami kuasai.
Begitu sibuknya, sampai aku tak menyadari bahwa nanti akan ada kejutan gila yang telah
menanti...
Masih 15 Agustus 2013
Sore hari, kami pulang kampus dengan tubuh dan pikiran letih.
Ingin rasanya segera menutup mata dan terlelap untuk menyimpan cadangan tenaga
esok hari. Tapi tak bisa. Setumpuk power point dan buku biologi telah
menanti... saat aku hendak memutuskan untuk berangkat beristirahat, aku melihat
bayangan seseorang yang sangat asing. Ya –sangat asing. Mungkin dia lah makhluk
ajaib yang keempat.
Orang itu tidak segagah Gal, dan berkulit lebih hitam dari kami
semua. Melihat garis wajahnya, suara tawanya, gestur tubuhnya, bahkan
lengkungan bibirnya ,membuatku seperti melihat fusion
dari semua tokoh yang kukenal. Kata-katanya mampu membuatku setengah mati
tertawa. Ejekan ringanya menggelitik jiwa. Dia khas. Semua yang ada pada
dirinya khas. Namanya "Krist"
16 Agustus 2013
Partisi diri kami seolah telah runtuh. Dunia kami tak lagi berbeda
dan tak lagi dibatasi oleh kecanggungan-kecanggungan tidak penting, kekikukan
dan rasa malu. Kami berlima seperti berfusi, bersatu menjadi lima sekawan yang
bisa dinamakan ‘teman’.
17 Agustus 2013
Tidak ada yang lebih istimewa dari hari ini. Keistimewaanya beda
tipis dengan perayaan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kini, si gagah Gal
telah genap berusia 17 tahun. Menyejajariku yang telah berusia 17 tahun
terlebih dahulu pada Juli kemarin. Selamat ulang tahun Gal... selamat ulang
tahun untuk jagoan kimia kami...
18 Agustus 2013
Aktivitas kampus kami lebih padat. Jam pulang kami kini saingan
dengan jam ‘pulang’ matahari. Otak kami semakin diisi, semakin diasah, semakin
dilatih. Waktu untuk bersenang-senang ala anak kecil pun semakin berkurang.
Tapi tak ada alasan bagi kami untuk tidak menikmati semua itu. Lagi pula hari
ini juga istimewa. Karena, ini adalah hari terakhir kami di Semarang. Ya, hari
terakhir...
19 Agustus 2013
Kami dibawa pergi. Dari padatnya ibukota Jawa Tengah, menuju
kota kecil nun jauh di sana. Salatiga. Tempat yang dingin dan menyenangkan.
Tempat yang paling menyenangkan yang pernah kami pijak.
20 Agustus 2013
Kampus baru, lingkungan baru, dosen baru, pelajaran baru,
makanan baru, kamar baru, suasana baru, segalanya serba baru. Kurasa aku mulai
merindukan guru pembimbingku yang tidak datang.
21 Agustus 2013
Setelah sarapan dengan diiringi musik instrumen-entah-apa-namanya
dan entah-darimana-datangnya, kami berangkat ke kampus. Aku mendapatkan dosen
baru, juga materi baru. Dan ini Bu Irene... kenapa malah mengajariku Kimia X_X
22 Agustus 2013
Menghabiskan waktu untuk belajar berdua dengan Gal sejak pukul 7
malam sampai pukul 11 malam :3
Mengejek Kev yang sedang belajar dengan Bu Berti di kamar (Eh!), saling
menakuti (aku yang ditakut-takuti X_x), saling curhat dan browsing bersama (eh sialan dia menyombongkan sekolahnya)
23 Agustus 2013
Tidak ada hari seindah hari-hari itu... tidak ada malam seindah
malam Sabtu yang kami lalui berlima di warung siomay tepi alun-alun Salatiga
yang sepi. Sepiring siomay untuk kami semua, jus tomat untukku, es campur untuk
Gal, Susu jahe untuk Set dan Kev, dan kopi hitam untuk Krist. Hangat, dingin,
pedas, manis dan asin menyatu.
Sampai kemudian...ada pengamen menyanyikan lagu "Jablay". Lagu yang dipakai aku dan Gal untuk meledek....
Wahahaha mimpi apa kami semalam x_X
24 Agustus 2013
Kami kedatangan beberapa sarjana super dari Semarang. Para
sarjana psikologi muda yang ditugaskan melatih mental kami. Ini adalah babak
baru. Setelah selama dua minggu berkutat dengan hal-hal teknis, akhirnya kami
sampai ke bagian non teknis. Psikologi kami diuji, mental kami dilatih,
kreativitas kami diasah.
Kami dibawa ke beragam permainan yang memaksa kami mengerahkan
semua cadangan kekuatan dan kreativitas. Set menyebut ini sungai beracun, penuh
dengan ular beracun, kadal beracun, manusia beracun, haha.
Lalu, saat matahari telah terbenam, kami sudah menyelesaikan semua
tes latihan mental kami. Dan saat bulan meninggi, itulah saatnya TEENAGE TIME!
Satnite, malam minggu. Kami berlima berencana melancong keluar. Mengeksplorasi
apa yang belum kami eksplorasi. Melihat sisi malam dari kota Salatiga.
Setelah lelah berkeliling, kami mengisi perut di warung mi
Bandung yang ada di tepi jalan. Suasana warung makan yang bersih, agak ramai,
tapi nyaman itu menambah kesempurnaan malam minggu terakhir kami di sini.
Satu yang kuingat dan tak bisa kulupa adalah...
Gurihnya semangkok mi ayam bandung dan segelas jus tomat
favoritku, yang kusantap diantara tawa dan canda kawan-kawan OSTN 2013.
Apakah kisah ini berakhir sampai di sini? Tidak. Kisah ini berlanjut, ke medan perang besar di UPI Bandung 2-8 September 2013. Kemudian berlanjut lagi di karyaku. Sebuah novel yang terinspirasi dari keempat pemuda yang bersamaku itu.
"FiveKnight"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar