Pencemaran limbah cair
Macam-macam limbah cair
Limbah adalah
sisa hasil kegiatan manusia, dan hidup kita nyaris nggak terpisahkan dari apa
yang namanya limbah. Salah satu yang hampir kita temui setiap hari adalah
limbah cair, yaitu sisa hasil kegiatan yang sudah tidak terpakai lagi dan
berbentuk cair.
Karena bentuk
cairnya ini lah yang menyebabkan limbah jenis ini sangat mudah menjadi bahan
pencemar, seperti pencemaran air (jika limbah cair bercampur ke dalam
perairan), pencemaran tanah (jika limbah cair meresap ke tanah dan mencemari
air tanah), pencemaran biologis (karena limbah cair dipakai untuk tumbuh
kembang mikroorganisme, mengundang lalat pembawa penyakit, dll), juga
menimbulkan bau.
gambar dari tribunnews.com
Limbah cair bisa
berasal dari berbagai sumber. Macam-macam limbah cair :
Limbah domestik,
yaitu limbah yang berasal dari pemukiman penduduk/kampung/kota/perumahan dan
tempat tinggal. Seperti air bekas memasak (mengandung sisa bahan makanan),
bekas mencuci (mengandung sisa detergen) dan air dari kamar mandi dan kakus (kalau
yang ini nggak usah ditanya mengandung apa saja :p ).
Limbah
komersial, yaitu limbah yang berasal dari lingkungan perdagangan dan kegiatan
komersial lainnya, misalnya limbah air tahu dari para pedagang tahu, limbah
sisa kuah dari para pedagang bakso dll.
Limbah industri,
yaitu limbah yang berasal dari pabrik-pabrik. Biasanya limbah ini berjumlah
besar dan memiliki unit pengolahan tersendiri di masing-masing pabrik (untuk
pabrik besar). Misal limbah cair dari pabrik minuman, limbah sisa cairan
pewarna dari pabrik tekstil dll.
Indikasi pencemaran limbah
Apa sih tandanya
perairan sudah tercemar limbah cair? Ada beberapa indikasi yang bisa digunakan
untuk mengetahui mengenai pencemaran ini.
PH terlalu
rendah atau tinggi
PH adalah
derajat keasaman suatu zat, yang memiliki rentang 1 – 14. PH 1 – 6 bisa
dikatakan asam, dan PH 8 – 14 bisa dikatakan basa. PH 7 adalah PH netral, bukan
asam maupun basa. Secara normal air memiliki PH netral, atau berada di sekitar
7. Akan tetapi pencemaran dari limbah cair dapat menurunkan atau menaikkan PH
sehingga membuat perairan menjadi “tidak netral”.
Air yang terlalu
asam atau bisa berpengaruh pada
kehidupan di dalam air, seperti ikan dan tanaman-tanaman akuatik. Terutama,
apabila air teralu asam (PH nya sangat rendah), dapat mengkorosi logam, misal
logam pipa. Terutama jika debit air di perairan tersebut kecil.
Warna, bau dan
rasa berubah
Limbah cair yang
mengandung padatan tersuspensi akan mengubah warna dari perairan, biasanya
berubah menjadi keruh, bahkan hitam. Dalam beberapa kasus, limbah cair dari
industri cat/tekstil bisa mengubah warna perairan menjadi warna-warni karena
mengandung aneka komponen pewarna sintesis yang tidak terolah dengan baik.
Apabila limbah
cair mengandung banyak bahan organik, maka akan menjadi tempat tumbuh subur
mikroba. Mikroba yang menguraikan bahan-bahan organik tersebut akan menimbulkan
bau tidak sedap, terlebih apabila kekurangan oksigen. Aktivitas mikroba
anaerobik akan jauh memberikan bau yang tidak enak di periran tersebut.
Aktivitas mikroba
terus-menerus bisa mengubah zat organik menjadi bahan yang mudah menguap, dan
merubahan rasa dari perairan tersebut.
Endapan dan
koloid
Jika di dalam
limbah ada komponen padat yang tidak terlarut sempurna, dapat menyebabkan suatu
endapan. Atau merubah air limbah menjadi koloid, yang tidak bisa diuraikan
secara biokimia. Biasanya merubah perairan menjadi keruh, dan mengandung
endapan di bawahnya.
Dasar-dasar pengolahan limbah
Pengolahan
primer
Pengolahan
primer adalam pemisahan komponen limbah secara fisik. Apabila limbah memiliki
komponen “besar” seperti padatan kasar, kerikil dan sampah-sampah kecil yang
bisa disaring dan dipisahkan secara langsung. Biasanya menggunakan
filter/saringan, atau screen/ayakan. Ada berbagai macam alat yang bisa
digunakan untuk melakukan pemisahan fisik ini. Bagian limbah yang lolos dari
pemisahan fisik ini adalah bagian limbah yang mengadung padatan terlarut,
koloid atau zat-zat “kecil” tidak tersaring lainnya.
Pengolahan
sekunder
Pengolahan sekunder
digunakan untuk mengurangi kandungan bahan organik dan total padatan terlarut.
Biasanya pada tahap ini dilakukan pula penetralan (jika PH terlalu asam dinetralkan
menggunakan soda kaustik dan soda abu, jika PH terlalu basa dinetralkan
menggunakan asam sulfat). Untuk padatan yang susah mengendap, biasanya
dilakukan flokulasi. Juga koagulasi (menggumpalkan bahan terlarut agar bisa
dipisahkan), misalnya dengan menggunakan Feri Klorida, atau tawas.
Untuk mengurangi
bahan-bahan tertentu seperti bahan organik dan bahan beracun, bisa juga
dilakukan fitoremediasi, yaitu memanfaatkan tumbuh-tumbuhan. Bisa berupa
tumbuhan air, atau tumbuhan darat yang memiliki akar yang mampu menyerap
zat-zat tertentu. Bisa juga dilakukan pengolahan aerobik atau anaerobik dengan
memanfaatkan mikroorganisme yang bisa membantu menguraikan bahan-bahan organik
di dalam limbah. Beberapa instrumen khusus seperti tricking filter dan cakram
biologi juga kerap dipakai dalam pengolahan limbah skala besar
Pengolahan
tertier
Dilakukan saat
limbah hendak dimanfaatkan kembali menjadi air untuk kehidupan sehari-hari,
misal, limbah industri yang akan dipakai untuk keperluan kamar mandi di
lingkungan pabrik. Pengolahan ini mengombinasikan pengolahan secara fisik
(primer), pengolahan kimia (yang menggunakan bahan-bahan kimia tertentu) dan
pengolahan biologi (yang menggunakan mikroba atau tumbuhan), agar limbah
benar-benar bersih dari zat-zat padat terlarut, racun, mikroba dan zat organik
dan aman untuk dipakai kembali.
Dewasa ini,
terutama di perkotaan, lingkungan mulai rusak akibat kesewenangan manusia
membuang limbah-limbah mereka, seolah mereka menyerahkan pengolahan limbah 100%
kepada alam, padahal alam pun punya kapasitasnya sendiri. Padahal, kita pun
bisa mengolah limbah agar menjadi jauh lebih baik, dan bisa mengurangi
pencemaran lingkungan.
Kalian sebagai
pelajar, guru, pekerja, pembaca, belajarlah untuk bersahabat dengan lingkungan,
dan tidak lagi membebankan limbah-limbah dan sampah secara berlebih kepada alam
yang telah memberi kita banyak hal yang kita perlukan. Agar generasi setelah
kita masih bisa menikmati lingkungan yang bersih dan sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar