marquee

WELCOME TO MY BLOG, FRIENDS!

Laman

Sabtu, 18 Oktober 2014

pengujian salmonella sp dan e coli

Makalah Mikrobiologi
~Pengujian Sallmonella Sp. Dan E. Coli~







Disusun Oleh :
Ferisa Lestari Nugrahayu
4 Kimia Analis 2
(13)




SMK N 1 (STM PEMBANGUNAN TEMANGGUNG)




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Mikroba adalah salah satu makhluk renik yang menghuni hampir semua tempat baik di darat (terresterial) maupun di perairan (akuatik), dan termasuk salah satu organisme yang memiliki tingkat perkembangbiakkan luar biasa tinggi. Mikroba dapat tinggal dalam suatu lingkungan yang mendukung kehidupanya, dari tempat yang sederhana dan berlingkungan ‘nyaman’ sampai lingkungan ekstrim di dasar laut dan di perut bumi. Salah satu tempat yang menjadi tempat suburnya mikroba adalah makanan.
Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar bagi manusia, yang bisa diperoleh dari berbagai sumber, dan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi –disadari atau tidak– makanan yang masuk ke tubuh kita juga memiliki potensi untuk media masuknya cemaran penggangu kesehatan, dalam hal ini adalah mikroorganisme (bakteri patogen, kapang, khamir dan dapat juga virus).
Mikroorganisme yang mencemari bahan makanan berasal dari lingkungan sekitar, baik langsung maupun tidak langsung. Hanya sebagian saja dari berbagai sumber pencemar yang berperan sebagai sumber mikroba awal yang selanjutnya akan berkembang biak pada bahan pangan sampai jumlah tertentu. Kemudian, bahan pangan yang tercemar tersebut bisa menjadi media penularan sejumlah penyakit yang dibawa oleh mikroorganisme tadi, misal Tuberkolusis (Dari Mycobacterium tubercolusa), disentri (E. Coli), dan tifus (Sallmonella Typosa).
Dua mikroorganisme yang paling umum menjadi biang masalah kesehatan adalah Sallmonella Sp. (genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang dapat bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen sulfida), dan Escherischia Coli (bakteri coliform yang sering ditemukan pada faces manusia dan hewan berdarah panas, dan kadang-kadang  menghasilkan  pigmen berwarna kuning). Seperti yang telah disebut di atas bahwa kedua mikroorganisme ini menyebabkan penyakit disentri dan tifus. Penyakit-penyakit tersebut bisa berakibat fatal kepada manusia, juga tidak menutup kemungkinan akan membawa kematian.
Untuk dapat mewaspadai mikroorganisme-mikroorganisme ini, diperlukan adanya identifikasi  pada makanan yang sering dikonsumsi. Identifikasi dapat berupa pengujian kualitatif dan kuantitatif dengan berbagai metode standart uji mikrobiologi.
B.       TUJUAN
-      Untuk mengetahui dan memahami mengenai metode yang digunakan dalam mengidentifikasi Salmonella dan E Coli dalam makanan
-      Mengetahui langkah-langkah dalam identifikasi Salmonella dan E.Coli.




BAB II
PEMBAHASAN

A.        DEFINISI
                  1. Sallmonella Sp.
Salmonella merupakan suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen sulfida. Salmonelladinamai dari Daniel Edward Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bacterium tahun 1885 pada tubuh babi.

Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Salmonella :
Kerajaan    :           Bakteri
Kelas         :           Gamma Proteobacteria
Order         :           Enterobacteriales
Keluarga    :           Enterobacteriaceae
Genus        :           Salmonella
Species      :           S. enterica (Anonimb, 2009).

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan (foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Ciri-ciri orang yang mengalami salmonellosis adalah diare, keram perut, dan demam dalam waktu 8-72 jam setelah memakan makanan yang terkontaminasi oleh Salmonella. Gejala lainnya adalah demamsakit kepalamual dan muntah-muntah.
Tiga serotipe utama dari jenis S. enterica adalah S. typhiS. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasibakteri ke dalam pembuluh darah dan gastroenteritis,yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.Gejala demam tifus meliputi demam, mual-mual, muntah dan kematian. S. typhi memiliki keunikan hanya menyerang manusia, dan tidak ada inang lain.Infeksi Salmonella dapat berakibat fatal kepada bayi, balita, ibu hamil dan kandungannya serta orang lanjut usia. Hal ini disebabkan karena kekebalan tubuh mereka yang menurun. Kontaminasi Salmonella dapat dicegah dengan mencuci tangan dan menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi.

      2. E.Coli
E.Coli adalah bakteri coliform yang sering ditemukan pada faces manusia dan hewan berdarah panas. Organisme ini tersebar luas di alam biasanya lazim terdapat dalam sel pencernaan manusia dan hewan. Dalam Merchant dan Parker (1961)  disebutkan spesies E. coli tidak dapat mengurangi asam sitrat dan  garam  asam  sitrat  sebagai  sumber  karbon  tunggal  dan  tidak menghasilkan  pigmen,  tetapi  kadang-kadang  menghasilkan  pigmen berwarna kuning.
Klasifikasi Escherichia coli :
Divisio   :           Schizomycota
Kelas      :           Schizomycetec
Ordo       :           Eubacteriaceae
Genus     :            Escherichia
Species   :           Escherichia coli (Salle, 1961)
E. coli adalah bakteri Gram negatif berbentuk batang yang tidak membentuk spora yang merupakan flora normal di usus. Meskipun demikian, beberapa jenis E. coli dapat bersifat patogen, yaitu serotipe-serotipe yang masuk dalam golongan E. coli Enteropatogenik, E.coli Enteroinvasif, E. coli Enterotoksigenik dan E.coli Enterohemoragik . Jadi adanya E. coli dalam air minum menunjukkan bahwa air minum tersebut pernah terkontaminasi kotoran manusia dan mungkin dapat mengandung patogen usus. Oleh karenanya standar air minum mensyaratkan E. coli harus absen dalam 100 ml.
E. coli tersebar diseluruh dunia dan ditularkan bersama air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses. Escherichia coli berbentuk batang,  tebal  0,5µ m;  panjang  antara  1,0  -  3,0  µ m;  bervariasi  dari bentuk koloid  sampai berbentuk seperti filamen yang panjang; tidak berbentuk  spora;  motil  dan  filamen  perithin  beberapa  galur  tidak memiliki flagella; bersifat Gram negatif (Merchant dan Parker, 1961).
E.  coli  bersifat  aerob  atau  kualitatif  anaerob,  dapat  tumbuh pada  media  buatan.  Beberapa  sifat E.  coli antara lain pertumbuhan optimum  pada  suhu  37ºC,  dapat  tumbuh  pada  suhu  15ºC  -      45ºC, tumbuh baik pada pH 7,0 tapi tumbuh juga pada pH yang lebih tinggi (Merchant dan Parker,1961)
Koloni  terlihat  basah,  mengkilat,  tidak  bening,  bulat  dan dengan tepi yang terlihat halus dan rata. Koloni muda terlihat granuler halus   dan   makin   tua   menjadi   granuler   kasar.   Escherichia   coli menghasilkan asam  dan gas dari glukosa, laktosa, fruktosa, maltosa, arabinosa,            xylosa, rhamnosa      dan manitol; dapat atau tidak memfermentasi sukrosa, rafinosa, salisin, eskulin, dulsitol dan gliserol; bervariasi  dalam   memfermentasi  sakrosa  dan  salisin,  pektin  dan adonitol  jarang   difermentasikan;  dekstrin,  pati  dan  glikogen  dan inositol tidak pernah difermentasikan (Merchant dan Parker, 1961).
Escherichia  coli  menghasilkan  katalase,   tidak   mencairkan gelatin,    membentuk   indol, mereduksi nitrat, mengoksidasi dan mengasamkan air susu tanpa   peptonisasi, mengoksidasi kentang sehingga berwarna coklat gelap, tidak menghasilkan gas   H2S (Merchant dan Parker, 1961).
B.        IDENTIFIKASI
            1. Sallmonella Sp.
Tujuan dari pengidentifikasian dalam uji suatu bakteri (Salmonella) pada metode kualitatif adalah untuk mengetahui mutu ataupun kualitas dari suatu produk makanan berdasarkan sifat mikrobiologinya. Pengujian mikrobiologi pada sampel makanan akan selalu mengacu kepada persyaratan makanan yang sudah ditetapkan.
Pada pengujan deteksi Salmonella diguanakan Buffered Peptone Water (BPW) sebagai media cair non selektif, Muller Kaufimann Tetrathionate Novobiocin Broth (MKTTn) dan Rappaport Vassiliadis Medium + Soya (RVS) sebagai media cair selektif, Bismuth Green Agar (BGA) dan Xylose Lysine Deoxycholate (XLD) sebagai media padat selektif untuk mengisolasi Salmonella.
Prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi adanya Salmonella :
-          Pra-Pengkayaan Non-Selektif
Dengan cara aseptic ditimbang 25 gram atau dipipet 25 ml cuplikan ke dalam kantong plastic stomacher steril ditambahkan 225 ml BPW. Dihomogenkan menggunakan stomacher selama 30 detik dan diinkubasi pada suhu 37±1° C selama 18±2 jam.
-          Pengkayaan Selektif
Dengan cara aseptic dipipet biakan pra-pengkayaan masing-masing 1ml ke dalam 10 ml MKTTn inkubasi pada suhu 37±1°C selama 24±3 jam dan 0,1 ml ke dalam 10 ml RVS inkubasi pada suhu 41,5±1 °C selama 24±3 jam. Jagalah agar maksimum suhu inkubasi tidak melebihi 42,5° C.
-          Inokulasi & identifikasi
Dari biakan MKTTn dan RVS diinokulasikan masing-masing sebanyak 1 sengkelit pada permukaan BGA dan XLD, kemudian diinkubasi pada suhu 37+1 °C selama 24+3 jam koloni yang tumbuh diamati. Biakan Salmonella positif jika :
a.        Dalam media BGA : koloni dari tidak berwarna, merah muda hingga merah dan translusen hingga keruh dengan lingkaran merah muda sampai merah.
b.        Dalam media  XLD : koloni translusen dengan bintik hitam ditengah, dan dikelilingi zona transparan berwarna kemerahan.
-     Konfirmasi
Dipilih dua atau lebih koloni spesifik pada BGA dan XLD diinokulasikan pada media TSA atau NA miring. Dari TSA atau NA miring dilakukan uji konfirmasi sebagai berikut:
a)      TSIA
Diinokulasikan koloni tersangka dengan cara tusuk dan goresan pada media TSIA, inkubasi pada suhu 37+1° C selama 24+3 jam. Amati perubahan warna yang terjadi. Munculnya endapan hitam menandakan pembentukan Hidrogen Sulfida (menandakan keberadaan Sallmonella.)
b)      Uji Urease
Inokulasikan koloni tersangka pada media urea agar (Christensen) suhu 37±1°C. Amati perubahan warna biakan yang terjadi. Uji urease menunjukkan hasil positif jika terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah keunguan.
c)      Uji Dekarboksilasi lysine
Inokulasikan koloni tersangka pada media L.Lysine decarboxylase diikubasi pada suhu 37±1 °C selama 24±3 jam. Amati perubahan warna biakan dan kekeruhan yang terjadi. Pada media ini, Salmonella akan membentuk koloni merah dengan inti hitam.
d)     Uji Voges Proskauser
Inokulasikan koloni tersangka pada media MR-VP pada suhu 37±1° C selama 24±3 jam. Tambahan 3 tetes larutan Alfa naftol dan 2 tetes larutan KOH 40 %. Amati perubahan warna biakan yang terjadi setelah 15 menit. Positif apabila muncul warna merah.
e)      Uji Indol
Inokulasikan koloni tersangka pada media Tryptone Broth atau Tryptophan broth,  pada suhu 37±1° C selama 24±3 jam. Tambahkan beberapa tetes larutan Kovac. Amati perubahan cincin merah. Sallmonella tidak akan membentuk cincin ini.
f)      Uji Serologi
Ambil 1 ose biakan dari TSA/NA miring suspensikan dengan 1 tetes NaCl 0,85 % dan 1 tetes air, dan campurkan pada kaca objek. Apabila diamati dengan latar belakang gelap dan menggunakan kaca pembesar telah terjadi aglutinasi, sebaiknya tidak dilakukan uji serologi dengan antisera (serum yang diteteskan untuk menguji) polivalen O, H, Vi, karena telah terjadi aglutinasi sendiri (self agglutination). Apabila tidak terjadi aglutinasi (penggumpalan) sendiri, lakukan uji serologi seperti diatas dengan antisera polivalen O, H, dan Vi. Jika terjadi aglutinasi, maka Salmonella positif. Uji ini dapat dilakukan pada kaca objek atau tabung kecil. Untuk antisera polivalen H, biakan Salmonella diinokulasikan pada media NA semi padat yang diinkubasi pada 37±1°C selama 24±3 jam. Makanan atau minuman tidak boleh mengandung Salmonella (negative per 25 gram atau 25 ml) (BPOM RI, 2006).

Pada pengujian salmonella, dibuat juga kontrol positif yaitu sampel yang telah diberi biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari pengkayaan selektif, biakan dari MKTTn dan RVS diinokulasikanpada media BGA dan XLD untuk tahap inokulasi dan identifikasi.
Salmonella positif jika pada uji biokimia yang dilakukan hasilnya sebagai berikut:
ü  TSIA : H2S positif
ü  Hidrolisis urea : negative
ü  Dekarbosilasi lysine : positif
ü  Reaksi voges proskauer : negative
ü  Produksi indol : negative
ü  Uji serologi: terjadi aglutinasi pada penambahan antisera polivalen O, H, dan Vi
2. E.Coli
Berbagai cara pengujian E. coli telah dikembangkan, tetapi analisis konvensional yang masih banyak dipraktekkan adalah dengan 4 tahap analisis yang memerlukan waktu 5-7 hari. Empat tahap analisis tersebut adalah Uji Pendugaan dengan metode MPN ( most probable number ), Uji penguat pada medium selektif, Uji lengkap dengan medium lactose broth, serta Uji Identifikasi dengan melakukan reaksi IMViC (indol, methyl red, Vogues-Praskauer, dan citrate).
Jadi untuk dapat menyimpulkan E. coli berada pada air atau makanan diperlukan seluruh tahapan pengujian di atas. Apabila dikehendaki untuk mengetahui serotipe dari E. coli yang diperoleh untuk memastikan apakah E.coli tersebut patogen atau bukan maka dapat dilakukan uji serologi. Meskipun demikian, beberapa serotipe patogen tertentu seperti O157:H7 yang ganas tidak dapat diuji langsung dengan pengujian 4 tahap ini dan memerlukan pendekatan analisis khusus sejak awal.
E. Coli merupakan bakteri gram negatif, dan bisa juga diidentifikasi melalui pengujian gram. Selain itu, pengujian yang bisa dilakukan adalah rangkaian uji IMViC. Peralatan dan bahan yang digunakan dalam uji ini adalah sbb :


Peralatan :
a.      Penangas air
b.      Waterbath Inkubator 44-45oC
c.       Pipet Volume 1 mL, 10 mL
d.      Ose
e.      Labu Erlenmeyer
f.        Tabung Reaksi
Perbenihan dan pereaksi
a.      Eschericia Coli Broth
b.      BGLB Broth,  EMB Agar, MR-VP Medium dan Nutrient Agar (NA)
c.        Larutan Methyl Red
d.      Pereaksi Voges Proskauer
e.      Pereaksi untuk Pewarnaan Gram
f.        Pereaksi Indol
g.        Larutan alfa-Naphtol
h.       Larutan KOH 40%




 1. Prosedur Pengujian Awal :
a)      Masukkan 1 sengkelit biakan yang positif gas pada LB dan pengujian APM bakteri Coliform kedalam tabung berisi E.C Broth yang di dalamnya terdapat tabung durham terbalik.
b)      Inkubasikan dalam penangas air pada suhu 44-45oC selama 24-48 jam.
c)      Catat tabung yang didalamnya terbentuk gas (E.Coli dianggap positif, jika di dalam tabung terbentukgas).
d)      Lanjutkan penetapan E.Coli dengan menginokulasikan biakan yang membentuk gas ke perbenihan EMB atau VRBA dalam cawan petri.
e)      Inkubasikan pada suhu 37oC selama 18-24 jam.
f)       Pilih koloni berwarna merah gelap (VRBA) yang berdiameter 0,5 mm atau lebih atau koloni berwarna kilat logam hijau metalik (EMB Agar) dan di inokulasikan pada
g)      Nutrien Agar miring dalam tabung, Inkubasikan pada suhu 35oC selama 18-24 jam.
Pada waktu yang sama lakukan pewarnaan gram sebagai berikut :
a)      Buat sediaan diatas kaca alas.
b)      Keringkan di udara dan fiksasikan dengan panas.
c)      Rendam sediaan dengan tetesan larutan cristal Violet ammonium Oxalate selama 1 menit.
d)     Cuci dengan air dan tiriskan.
e)      Bubuhkan larutan Lugol (Gram iodium) selama 1 menit.
f)       Cuci dengan air kran dan tiriskan. Cuci (Hilangkan warna) dengan alkohol 95% selama 30 detik.
g)      Cuci dengan air kran, tiriskan dan bubuhkan larutan safranin selama 10-30 detik.
h)      Cuci dengan air kran, tiriskan, serap dengan kertas saring, keringkan dan periksa dibawah mikroskop.
2. Prodesur Pengujian IMVIC :
a)      Uji Indol
Dari biakan murni nutrien agar miring, inkubasikan 1 sengkelit Biakan kedalam Trypton broth. Inkubasikan pada suhu 35oC selama 18-24 jam. Tambahkan 0,2-0,3 ml pereaksi indol kedalam masing-masing tabung dan kocok selama 10 menit. Warna merah tua pada permukaan menunjukkan reaksi indol positif. Warna jingga menunjukkan reaksi indol negatif.
b)     Uji merah Methyl
Dari biakan murni nutrien agar miring, inokulasikan 1 sengkelit biakan kedalam perbenihan MR-VP. Inkubasikan pada suhu 35oC selam 48 jam. Dengan menggunakan pipet, pindahkan 5 ml ke dalam tabung reaksi, tambahkan 5 tetes MM dan kocok. Warna kuning menunjukkan reaksi negatif dan warna merah menunjukkan reaksi positif.
c)      Uji VP
Dari biakan murni nutrien agar miring, inokulasikan 1 sengkelit biakan kedalam perbenihan MR-VP. Inkubasikan pada suhu 36oC selama 48 jam. Dengan menggunakan pipet, pindahkan 1 ml suspensi kedalam tabung, jtambahkan 0,6 ml larutan alfa-naphtol dan 0,2 ml larutan KOH dan kocok. Diamkan selama 2-4 jam. Warna merah muda hingga merah tua menunjukkan reaksi positif, warna tidak berubah menunjukkan reaksi negatif.



BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Metode analisa merupakan proses pembuktian atau konfirmasi pengujian secara obyektif di laboratorium yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan sesuai dengan tujuan  penggunaannya. Dalam  hal ini. metode analisa yang digunakan untuk mengidentifikasi adanya bakteri Salmonella dan E.Coli metode yang digunakan yakni metode analisa secara kualitatif  yakni bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu bakterisalmonella  dalam  suatu  makanan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar